NURI CHE SHIDDIQ
Sejarawan dan Budayawan Melayu
BINTAN; Kebenaran akan selalu mencari jalan untuk mengungkapkan dirinya, mungkin kalimat itulah yang paling tepat untuk menggambarkan yang terjadi saat ini. setelah sebelumnya pada Tahun 2019 saya memastikan hasil penelitian kami tentang keberadaan Makam Hang Nadim di daerah Desa Busung kabupaten Bintan. kali ini Alhamdulillah saya sekali lagi telah menyelesaikan penelitian saya tentang keberadaan Makam Sultan Machmud Syah I Malaka dan makam Tun Fatimah.
awalnya saya ingin mengungkap fakta sejarah ini bersamaan dengan ketika saya mengungkap keberadaan Makam Laksamana Hang Nadim, namun alur sejarahnya belum terungkap saat itu, dalam upaya saya bersama Raja Malik Hamzah dalam menyelesaikan buku Laksamana Hang Nadim Panglima Agung Pantai Timur, Alhamdulillah banyak faklta sejarah yang muncul, pertama tentu terkait dengan Hang Nadim sendiri kemudian tentunya berekaitan dengan Sultan Machmud Syah malaka, ketika tahun 2019 saya dengan Tim yaitu Raja Malik Hamzah, Dato Haji Rasyid Tab ketua Yayasan Laksamana Hang Nadim kemudian dengan penunjuk jalan dari masyarakat lokal disana kami menelusuri hampir semua kawasan yang terdapat peninggalan-peninggalan makam lama, dengan menggunakan speedboat kami menelusuri masuk kedalam-dalam sungai dikawasan itu.
seperti biasa dalam setiap penelitian saya sangat bergantung sekali dengan petunjuk peta, kebetulan saya dari dulu banyak menyimpan data-data berupa peta-peta lama, karena peta ini merupakan satu petunjuk yang sangat membantu dalam proses penelitian sejarah, karna saya peneliti bukan penyalin buku, saya dan tim akan berupaya mengumpulkan data data lapangan sebanyak banyaknya terutama lokasi dimana peristiwa sejarah terjadi. dalam mengungkap mengenai makam Sultan Machmud Syah I malaka ini, saya mendapat petunjuk pertama mengenai pihak kampar adalah pihak yang bekerjasama dengan Portugis sebagaimana yang kita juga ketahui bahwa pihak kampar sangat tidak menyukai Sultan Mahmud, bahkan sejak kecil; upaya upaya pembunuhan kepada Sultan machmud sudah dilakukan oleh pihak kampar. itu satu faktanyanya, kemudian iluistrasi pelarian Sultan Machmud ketika portugis berhasil menyerang Bintan, ketika sultan berlari menghindar ke gunung bintan, maka tepat mereka menjadikan kompas sebagai arah untuk melarikan diri adalah, seperti peta diatas dari gunung bintan, kemudian gunung bintan kecil jika terus lurus akan kita temukan Tanjung Bintan namanya (Sekarang Senggiling), peta sengaja saya tidak tampilkan lengkap. maka portugis mencatat bahwa sultan machmud syah berundur kembali keujung tanah (johor), padahal sultan machmud berbelok karna ada petunjuk seperti gunung lebih kecil (tepatnya bukit) mengarah ke pengudang, daerah itulah yang bernama Kampe (Kampa).
memang benar satu satunya tulisan yang menyebutkan Sultan Machmud ke Kampar hanyalah Tun Sri Lanang dalam Salalatus Salatin, namun Salatus Salatin itu ditulis sekitar Hampir 100 Tahun setelah Sultan Machmud Mangkat, jadi tentu Tun Sri Lanang bisa saja salah dalam menerima informasi terlebih, tulisan tersebut ia tulis ketika dia sedang dalam pengasingan di aceh, sehingga keakuratannya masih bisa sangat diragukan, bahkan mengenai tun sri lanang telah kami ungkap dalam buku yang kami tulis tentang laksamana Hang Nadim, tentang dugaan keterlibatannya dalam kematian Hang Nadim dalam suksesi Bendahara tahun 1596 yang kemudian Tun Sri Lanang lah yang dijadikan bendahara. saya hanya mengabarkan informasi terbaru ini, untuk selengkapnya akan saya uraikan lebih jauh lagi, dan letak makamnya yang jelas seperti tertera digambar didaerah yang disebut Radja, Tanjung Radja dan Sungai Radja itu. sedangkan makam yang berada dikampar itu ialah makam Sultan Machmud Az-Zahir Sultan Pasai yang mangkat ketika Pasai dikalahkan oleh Majapahit 1345. Sedangkan makam yang dikatakan makam Tun Fatimah di kampar hanyalah dugaan semata berdasarkan petunjuk bahwa makam dengan tanda pohon (pokok) sebagai nisannya.
dengan mengucap Bissmillah semoga kebenaran akan selalu menemukan orang yang Allah mudahkan dirinya diberikan dengan bukti yang kuat untuk mengungkapkan kebenaran itu, karna sesungghuhnya kebenaran ialah milik Allah, dan kita manusia ialah sumber kelekaan.